Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang pantai selatan Kabupaten Aceh Barat Daya pada Minggu (11/5/2025) memberikan peringatan penting bagi kita semua. Walaupun gempa tersebut akhirnya dimutakhirkan menjadi 5,9, dampaknya cukup terasa, dengan tiga rumah mengalami kerusakan ringan. Kerusakan ini terjadi di Desa Kuta Baro dan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Sawang, serta Kecamatan Kluet Tengah.
Indonesia, yang terletak di kawasan cincin api Pasifik, merupakan negara yang rawan gempa. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan para profesional konstruksi untuk memahami cara membangun rumah yang tahan gempa, guna mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa. Berikut adalah panduan lengkap mengenai bahan bangunan dan struktur yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah tahan gempa.
1. Bahan Bangunan yang Tepat
Bahan bangunan yang digunakan dalam konstruksi rumah tahan gempa harus berkualitas dan diolah dengan benar. Beberapa bahan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Beton
Beton yang digunakan harus memiliki campuran yang tepat. Idealnya, campuran beton terdiri dari semen, pasir, kerikil, dan air dengan perbandingan yang sudah terstandarisasi. Semen yang digunakan haruslah semen tipe 1 yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Ukuran kerikil yang digunakan maksimal 20 mm dan gradasinya harus baik.
b. Mortar
Mortar adalah campuran semen, pasir, dan air yang digunakan untuk mengikat elemen struktur. Pasir yang digunakan harus bebas dari lumpur agar ikatan dengan semen lebih kuat.
c. Batu Fondasi
Batu fondasi yang baik adalah batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut, karena dapat meningkatkan kekuatan ikatan dengan mortar.